Rabu, 25 Maret 2009

ORGANOCHLORINE SEBAGAI BAHAN PENCEMAR AIR TANAH
Oleh: Hidayatul H. Amelia
(H1E107052)

Kesuburan air tanah dapat hilang karena menipisnya nutrisi tanaman yang mempengaruhi produksi pertanian serta kapasitas air tanah. Pembangunan bidang pertanian sangat diperlukan untuk menaikkan taraf hidup. Pencemaran secara langsung seperti penggunaan insektisida yang mengandung organochlorine.
Organoklorin adalah pestisida yang berasal dari organik sintetik dengan golongan yang terdiri atas ikatan karbon, klorin, dan hydrogen. Pestisida organochlorine, termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan. Insektisida jenis ini masih digunakan di negara-negara yang sedang berkembang terutama pada daerah ekuator, karena murah, daya kerja yang efektif dan sifatnya yang resisten.
Organochlorin dibagi dibagi dalam beberapa bagian :
a. Dichlorodifenil etan, misal DDD, portan, metasichlor dan metiochlor.
b. Siklodin, misal aldrin, dieldrin, heptachlor, chlordane dan endosufan.
c. Sichloheksan benzene terklorinasi, antara lain HCB, HCH

Pestisida yang berasal dari organik sintetik, misal:
- Golongan Organophosphat pestisida yang berasal dari organik sintetik
- Golongan Organoklorin

Pestisida mungkin secara sengaja disemprotkan ke tanah untuk mengendalikan serangga atau nematoda. Selain itu, semprotan pestisida yang cukup banyak pada hasil pertanian atau yang dipakai untuk herbisida mungkin tidak mencapai sasaran dan justru mengenai permukaan tanah. Beberapa pestisida, terutama jenis organoklorin, dapat bertahan selama bertahun-tahun di tanah. Pemakaian senyawa-senyawa 'sida' memperparah keadaan karena telah mengganggu keseimbangan biota tanah yang semestinya memegang peranan penting dalam melakukan berbagai daur nutrien dan energi di dalam tanah.
Dioksin adalah salah satu jenis organoklorin yang memiliki empat klor, dua oksigen dan dua cincin benzena. Sebagian besar arganoklorin menimbulkan efek tosksik seperti dioxin dan furan. Zat kimia mematikan ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi di daerah masyarakat pesisir yang mempunyai pabrik pulp
Senyawa-senyawa organokhlorin, sebagian besar menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen selubung sel syaraf (Schwann cells) sehingga fungsi syaraf terganggu. Peracunan dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan bukan disebabkan karena senyawa organokhlorin telah keluar dari tubuh tetapi karena disimpan dalam lemak tubuh. Semua insektisida organokhlorin sukar terurai oleh faktor-faktor lingkungan dan bersifat persisten, Mereka cenderung menempel pada lemak dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad hidup dapat terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah. Akibat peracunan biasanya terasa setelah waktu yang lama, terutama bila dose kematian (lethal dose) telah tercapai. Efek lain adalah biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang terjadi karena efek biomagnifikasi (peningkatan biologis) yaitu peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam tubuh jasad hidup, karena reaksi hayati tertentu.
Senyawa organokhlorin yang terkandung dalam pestisida akan terakumulasi didalam tanah dan karena terjadi persipitasi sehingga air meresap kedalam tanah. Organokhlorin yang terakumulasi didalam tanah, terinfiltrasi dan tercampur dengan air tanah. Hal inilah yang menyebabkan tercemarnya air tanah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar